Understanding Aggregate Planning in Supply Chain Management

Slide Note
Embed
Share

Aggregate planning is a crucial aspect in supply chain management that involves determining production quantities and timing over a medium-term horizon. It helps in aligning production values, workforce levels, inventory levels, overtime work, subcontracting rates, and other controllable variables to meet predicted demand efficiently. The decisions made in aggregate planning focus on balancing productivity with fluctuating demand, ensuring optimal utilization of resources while keeping costs in check. This planning is essential due to factors like production capacity, transportation, warehouse management, inventory control, and lead times in fulfilling customer demands.


Uploaded on Mar 26, 2024 | 7 Views


Download Presentation

Please find below an Image/Link to download the presentation.

The content on the website is provided AS IS for your information and personal use only. It may not be sold, licensed, or shared on other websites without obtaining consent from the author. Download presentation by click this link. If you encounter any issues during the download, it is possible that the publisher has removed the file from their server.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MATA KULIAH MANAJEMEN RANTAI PASOK Pengelolaan Permintaan Dalam Rantai Pasok : PERENCANAAN AGREGAT

  2. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Pengertian Perencanaan Agregat Perencanaan agregat atau Penjadwalan Agregat adalah : Suatu pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18 bulan ke depan). Dilakukan oleh manajer operasi Perencanaan agregat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi, dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan.

  3. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Pengertian Perencanaan Agregat Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Perencanaan agregat dibuat di tingkat agregat, bukan SKU (Stock Keeping Units) Misalnya, perencanaan agregat menentukan total produksi di pabrik pada suatu bulan tanpa merinci kuantitas setiap SKU

  4. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Pengertian Perencanaan Agregat Perencanaan agregat sangat diperlukan karena : Kapasitas produksi, transportasi, gudang, persediaan, dll, menimbulkan biaya Lead time lebih besar dari nol Perusahaan harus mengantisipasi permintaan, dan menentukan bagaimana permintaan tersebut akan dipenuhi

  5. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Sifat Perencanaan Agregat Perencanaan agregat merupakan penghubung antara perencanaan harian atau penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup persediaan, penjadwalan, kapasitas, dan sumber daya. Tingkat permintaan agregat terdiri dari satu atau beberapa produk. Permintaan diasumsikan berfluktuasi, tidak pasti, atau musiman. Dalam perencanaan agregat, fasilitas dianggap tetap dan tidak dapat diperluas.

  6. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Sifat Perencanaan Agregat Rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut. Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi tidak memperhatikan berapa banyak mobil dua pintu atau empat pintu, atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

  7. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Sifat Perencanaan Agregat Variasi sasaran manajemen : inventory yang rendah, biaya yang rendah, hubungan pekerja yang baik, pelayanan pelanggan yang baik, keluwesan untuk meningkatkan output mendatang.

  8. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Input & Output Perencanaan Agregat Aggregate Plan for Production

  9. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Input & Output Perencanaan Agregat Input rencana agregat untuk produksi berupa prediksi permintaan dari bagian pemasaran, data keuangan, personel (tenaga kerja), persediaan, kapasitas eksternal (subkontraktor), dan ketersediaan bahan baku. Dalam lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disagregation). Disagregasi menghasilkan sebuah Jadwal Produksi Induk ( Master Production Schedule), yang menyediakan input bagi Sistem Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning - MRP system). Master Production Schedule menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir.

  10. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Output dari Rencana Agregat Jumlah produksi dari waktu reguler, lembur dan subkontrak digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja dan tingkat pembelian ke supplier Persediaan yang disimpan digunakan untuk menentukan berapa luas gudang dan modal kerja yang dibutuhkan Jumlah backlog/stockout digunakan untuk menentukan tingkat pelayanan kepada pelanggan

  11. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Output dari Rencana Agregat Tenaga kerja disewa dan diberhentikan digunakan untuk menentukan masalah tenaga kerja yang mungkin ditemui Peningkatan/penurunan kapasitas mesin digunakan untuk menentukan apakah perlu membeli alat produksi baru atau tidak

  12. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Fungsi Perencanaan Agregat Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi perusahaan Alat ukur kinerja proses perencanaan produksi Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.

  13. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Tujuan Perencanaan Agregat Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan suplai dengan memperhatikan biaya minimal. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan. Meminimumkan biaya dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.

  14. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja) Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training. Firing Cost (biaya pemberhentian tenaga kerja) Pemberhentian tenaga kerja mengakibatkan : perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih bekerja, tekanan yang bersifat sosial. Semua akibat ini dianggap sebagai biaya pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggung perusahaan.

  15. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat Overtime Cost (biaya lembur) Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur yang biasanya 150 % dari biaya kerja regular. Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena capek.

  16. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat Undertime Cost (biaya menganggur) Biaya yang timbul karena kelebihan tenaga kerja. Kelebihan tenaga kerja bisa terjadi apabila permintaan menurun. Tenaga kerja bisa dialokasikan ke pekerjaan lain, akan tetapi apabila tidak bisa dialokasikan untuk pekerjaan lain, maka perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur. Biaya menganggur dihitung berdasarkan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.

  17. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat Inventory Cost (biaya persediaan) Persediaan menimbulkan biaya, yaitu biaya penyimpanan, yang berupa biaya tertahannya modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang.

  18. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat Backorder Cost (biaya kehabisan persediaan) Biaya yang timbul karena tidak ada persediaan. Dihitung berdasarkan berapa barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi ini pada system MTO (make to order = memproduksi berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan jadwal penyerahan order terlambat. Pada system MTS (make to stock = memproduksi untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai biaya kehabisan persediaan.

  19. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Biaya yang Terlibat dalam Perencanaan Agregat Subcontract Cost (biaya subkontrak) Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular, biasanya perusahaan mensubkontrakkan kelebihan permintaan yang tidak bisa dikerjakan sendiri, kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijakan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya biaya ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.

  20. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Proses Perencanaan Agregat Proses perencanaan dapat digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu: 1. Long Range Plans Long Range Plans ditetapkan oleh Manajer Puncak Bersifat perencanaan jangka panjang (jangka waktu lebih dari satu tahun ke depan). Perencanaan meliputi : rencana produk baru, rencana modal, rencana fasilitas.

  21. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Proses Perencanaan Agregat 2.Intermediete Range Plans Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi. Bersifat perencanaan jangka menengah (jangka waktunya adalah 3 sampai dengan 18 bulan). Perencanaan meliputi : rencana penjualan, rencana produksi dan budget, menetapkan tenaga kerja, sediaan analisis rencana operasi.

  22. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Proses Perencanaan Agregat 3. Short Range Plans Short Range Plans ditetapkan oleh Supervisor dan Operator. Bersifat perencanaan jangka pendek (jangka waktunya adalah 0 sampai 3 bulan ke depan). Perencanaan meliputi : penugasan, pesanan, penjadwalan, pengiriman.

  23. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Peran Perencanaan Agregat Menentukan parameter operasional selama rentang waktu tertentu: Laju produksi. Jumlah unit yang terselesaikan per satuan waktu Tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja/unit kapasitas yang diperlukan untuk produksi. Lembur. Jumlah lembur yang direncanakan. Tingkat kapasitas mesin. Jumlah kapasitas mesin yang diperlukan untuk produksi. Subcontracting. Jumlah kapasitas subkontrak yang diperlukan. Backlog. Permintaan yang tidak dapat dipenuhi pada periode dimana permintaan tersebut muncul, tetapi ditunda pada periode berikutnya. Persediaan yang ada. Tingkat persediaan yang akan disimpan selama berbagai periode dalam perencanaan.

  24. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Membuat Perencanaan Agregat Seluruh bagian dalam supply chain harus bekerja sama dalam membuat perencanaan agregat yang mengoptimalkan kinerja supply chain Perencanaan agregat dibuat berdasarkan ramalan permintaan untuk setiap periode dalam planning horizon, dengan menentukan tingkat produksi, persediaan, dan kapasitas untuk setiap periode, yang dapat memaksimalkan profit supply chain selama periode perencanaan. Untuk membuat rencana agregat, maka yang harus dilakukan : Menentukan planning horizon: biasanya 3-18 bulan Menentukan durasi setiap periode: minggu, bulan, dll Menentukan informasi kunci yang diperlukan untuk membuat rencana agregat

  25. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Informasi Yang Dibutuhkan Ramalan permintaan (Ft) untuk setiap periode t dalam planning horizon sepanjang T periode. Biaya-biaya produksi : Biaya tenaga kerja, waktu reguler ($/hr) dan lembur ($/hr) Biaya subkontrak ($/hr atau $/unit) Biaya mengubah kapasitas : menyewa atau memecat ($/pekerja) dan biaya menambah atau mengurangi kapasitas mesin ($/mesin) Jam tenaga kerja/mesin yang diperlukan per unit Biaya penyimpanan persediaan ($/unit/periode) Biaya kehabisan persediaan (Stockout atau Backlog Cost) ($/unit/period) Constraints: batasan lembur, pemecatan, modal yang ada, kehabisan persediaan dan backlogs

  26. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Pengaruh Rencana Agregat Terhadap Profitabilitas Kualitas rencana agregat berpengaruh penting terhadap profitabilitas sebuah perusahaan Rencana agregat yang tidak baik dapat mengakibatkan kehilangan penjualan atau keuntungan jika kapasitas dan persediaan yang ada tidak mampu memenuhi permintaan Selain itu, rencana agregat yang buruk juga dapat menimbulkan kelebihan kapasitas dan persediaan sehingga meningkatkan biaya

  27. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Strategi Perencanaan Agregat Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy dan Level Strategy. (Ma arif,2003)

  28. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Chase Strategy Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama dengan forecast. Ciri-ciri Chase Strategy : Mengubah kapasitas mesin atau menambah/memberhentikan tenaga kerja saat permintaan bervariasi Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap. Pengaruh negatif terhadap moral tenaga kerja Berakibat pada rendahnya persediaan Berguna jika biaya menyimpan persediaan tinggi sementara biaya mengubah kapasitas rendah

  29. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Level Strategy Level Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat output, produksi, tenaga kerja yang konstan. Ciri-ciri Level Strategy adalah : Mempertahankan tingkat produksi yang tetap. Kekurangan dan kelebihan berakibat pada fluktuasi persediaan dari waktu ke waktu Moral tenaga kerja lebih baik Persediaan dan backlogs bisa terakumulasi cukup banyak Berguna saat biaya menyimpan dan backlog relatif rendah

  30. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Mixed Strategy Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan antara Chase dan Level Strategy. Ciri-ciri Mixed Strategy adalah : Menggabungkan tingkat produksi tetap dengan tingkat permintaan. Menggabungkan dari dua metode level dan chase untuk tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales

  31. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Kesalahan Perkiraan Dalam Paket Agregat Mempertimbangkan kesalahan perkiraan Mempertimbangkan Keamanan Inventori Mempertimbangkan Keamanan Kapasitas Gunakan lembur sebagai bentuk pengamanan kapasitas Siapkan tenaga kerja ekstra secara permanen untuk pengamanan kapasitas Gunakan subkontraktor sebagai bentuk pengamanan kapasitas Siapkan inventori ekstra sebagai bentuk pengamanan inventori Beli kapasitas atau produk dari pasar terbuka atau pasar spot untuk pengamanan kapasitas.

  32. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Peran TI dalam Perencanaan Agregat Kemampuan menangani masalah besar Kemampuan untuk menangani masalah yang kompleks (baik melalui optimasi nonlinier atau perkiraan linear) Kemampuan untuk berinteraksi dengan sistem TI inti lainnya seperti manajemen inventaris dan sumber.

  33. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Melaksanakan Perencanaan Agregat dalam Praktek 1. Berpikir untuk seluruh rantai pasokan Buat rencana fleksibel karena ramalan tidak selalu benar sensitivity analysis 2. 3. Lakukan rencana agregat ulang begitu informasi terbaru muncul 4. Gunakan perencanaan agregat saat utilisasi kapasitas meningkat

  34. PROGRAM STUDI MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RANTAI PASOK Pada industri seperti apa perencanaan agregat berperan sangat penting? Apa karakteristik dari industri ini yang membuat mereka menjadi kandidat yang kuat untuk rencana agregat? Tipe-tipe industri apa yang paling cocok untuk Chase, Flexibility dan Level Strategy? Jika sebuah perusahaan sekarang menggunakan chase strategy, kemudian biaya training meningkat secara dramatis, bagaimana pengaruhnya terhadap strategi perencanaan agregat? Diskusi Kelompok

  35. MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RANTAI PASOK SISTEM INFORMASI SUMBER PUSTAKA 1. I Nyoman Pujawan, Mahendrawathi Er, (2017), Supply Chain Management Edisi 3, Institut Teknologi Sepuluh November, Penerbit Andi, Yogyakarta, ISBN 978-979-29-6664-0 2. David Simchi Levi, Philip Kaminsky, Edith Simchi Levi, (2000), Designing And Managing The Supply chain :Concepts, Strategies and Case Studies, Third Edition, Irwin McGraw-Hill, New York, ISBN: 0- 07-235756-8 3. Richardus Eko Indrajit, Richardus Djokopranoto, (2002), Konsep Manajemen Supply Chain: Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang, Grasindo, Jakarta 4. Dr.Dawei Lu, (2011), Fundamentals Of Supply Chain Management, Dr.Dawei Lu & Ventus Publishing ApS, ISBN 978-87-7681-798-5

  36. THANKS ANY QUESTIONS?

Related


More Related Content