Market Risk and Risk Management Techniques

 
Risiko Pasar
 
Bab 9
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
Risiko Pasar
 
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak
dalam arah yang merugikan organisasi.
Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio
sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1
milyar. Misalkan harga saham tersebut jatuh,
sehingga nilai pasar tersebut turun menjadi Rp
800 juta. Perusahaan tersebut mengalami
kerugian karena nilai portofolio sahamnya turun
sebesar Rp 200 juta. Kerugian tersebut
disebabkan karena harga saham bergerak ke arah
yang kurang menguntungkan.
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
9.1 Standart Deviasi
 
Jika kita mengetahui distribusi suatu variable, maka kita
bisa melakukan banyak hal, seperti menghitung
probabilitas nilai tertentu akan muncul. Jika kita
membicarakan distribusi normal, maka kita hanya
membutuhkan dua parameter, yaitu:
1.
Nilai Rata-rata
2.
Dan Deviasi Standarnya
 
Dengan dua parameter tersebut, kita bisa melakukan
banyak hal seperti menghitung  probabilitas nilai tertentu.
 
Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata-rata
menjadi landasan bagi perhitungan Value At Risk (VAR).
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
SD? Mana yang lebih berisiko?
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
9.2 VAR
 
Berikut ini adalah jenis-jenis teknik
perhitungan VAR, yaitu:
VAR Metode Historis (
Back Simulation)
VAR Metode Modeling (
Analytical)
VAR dengan Simulasi Monte Carlo
Permodelan VAR
VAR untuk Periode yang Lebih Panjang
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
 
VAR mencoba menjawab berapa besar kerugian
yang dialami dan berapa besar kemungkinannya.
Tetapi VAR tidak bisa mendeteksi peristiwa-
peristiwa yang ekstrim. Peristiwa semacam itu
biasanya mempunyai probabilitas yang kecil.
Tetapi jika terjadi, maka efeknya  akan sangat
serius bagi organisasi.
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
9.3 Stress-Testing
 
Stress-Testing
 berusaha mengakomodasi kejadian
ekstrim tersebut. Untuk melakukan Stress-testing,
manajer akan memilih parameter tertentu, kemudian
melihat (mengukur dan mensimulasikan) bagaimana
pengaruh perubahan parameter tersebut  yang ekstrim
terhadap organisasi atau fortopolio organisasi.
Parameter tersebut bisa bervariasi mulai dari kenaikan
tingkat bunga yang ekstrim (misal naik 30% dalam satu
hari), penurunan harga saham yang ekstrim (misal 20%
dalam satu hari), Negara tertentu 
default
 (tidak bisa
membayar utangnya), kejadian alam (Tsunami).
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
 
Secara spesifik,langkah-langkah 
stress-testing
 dapat
digambarkan dengan sebagai berikut:
 
1.
Mengindentifikasi dan Memilih parameter Yang
Diperkirakan Akan Berubah
2.
Menentukan Seberapa Besar Parameter tersebut akan
Dirubah (Di-
stress
)
3.
Melihat pengaruh Stress-testing Tersebut Terhadap Nilai
Portofolio
4.
Melihat Asumsi Yang Digunakan, Merubah Asumsi
tersebut jika Diperlukan (Misal Dalam Situasi Krisis,
Asumsi Yang Biasa Berlaku Barangkali Tidak Jalan lagi).
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
9.4 Back Testing
 
Back testing
 adalah istilah untuk proses
pengecekan apakah model yang kita gunakan
sudah sesuai dengan realitas yang ada. Sebai
contoh, jika kita menghitung 99%VAR-1 hari,
dan memperoleh angka Rp 500 juta. 
Back
testing
 akan melihat seberapa sering kerugian
yang dialami oleh perusahaan di masa lalu
yang melebihi Rp 500 juta.
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
 
 
Jika kita menemukan bahwa kerugian di atas Rp
500 juta adalah sekitar 1% atau kurang maka kita
bisa mengatakan bahwa model kita cukup bagus,
sesuai dengan  kenyataan yang ada. Tetapi jika
kita menemukan bahwa kerugian di atas Rp 500
juta mencapai 10% dari total observasi, maka
model VAR kita barangkali perlu diragukan
kebenarannya. Model tersebut barangkali tidak
sesuai dengan realitas yang ada, dan
kesimpulannya memerlukan perbaikan.
 
farlianto@uny.ac.id / 0811266750
Slide Note
Embed
Share

Market risk arises from adverse price movements in the market that can lead to financial losses for organizations. Techniques such as standard deviation, Value at Risk (VAR), and Stress Testing are used to measure and manage market risk effectively. VAR helps quantify potential losses and their likelihood, but may not capture extreme events. Stress Testing simulates the impact of extreme scenarios on an organization, considering factors like interest rate spikes, stock price crashes, defaults, or natural disasters.


Uploaded on Apr 07, 2024 | 7 Views


Download Presentation

Please find below an Image/Link to download the presentation.

The content on the website is provided AS IS for your information and personal use only. It may not be sold, licensed, or shared on other websites without obtaining consent from the author. Download presentation by click this link. If you encounter any issues during the download, it is possible that the publisher has removed the file from their server.

E N D

Presentation Transcript


  1. Risiko Pasar Bab 9 farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  2. Risiko Pasar Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan organisasi. Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 milyar. Misalkan harga saham tersebut jatuh, sehingga nilai pasar tersebut turun menjadi Rp 800 juta. Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio sahamnya turun sebesar Rp 200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena harga saham bergerak ke arah yang kurang menguntungkan. farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  3. 9.1 Standart Deviasi Jika kita mengetahui distribusi suatu variable, maka kita bisa melakukan banyak hal, seperti menghitung probabilitas nilai tertentu akan muncul. Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya membutuhkan dua parameter, yaitu: 1. Nilai Rata-rata 2. Dan Deviasi Standarnya Dengan dua parameter tersebut, kita bisa melakukan banyak hal seperti menghitung probabilitas nilai tertentu. Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata-rata menjadi landasan bagi perhitungan Value At Risk (VAR). farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  4. farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  5. SD? Mana yang lebih berisiko? farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  6. farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  7. 9.2 VAR Berikut ini adalah jenis-jenis teknik perhitungan VAR, yaitu: VAR Metode Historis (Back Simulation) VAR Metode Modeling (Analytical) VAR dengan Simulasi Monte Carlo Permodelan VAR VAR untuk Periode yang Lebih Panjang farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  8. VAR mencoba menjawab berapa besar kerugian yang dialami dan berapa besar kemungkinannya. Tetapi VAR tidak bisa mendeteksi peristiwa- peristiwa yang ekstrim. Peristiwa semacam itu biasanya mempunyai probabilitas yang kecil. Tetapi jika terjadi, maka efeknya akan sangat serius bagi organisasi. farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  9. 9.3 Stress-Testing Stress-Testing berusaha mengakomodasi kejadian ekstrim tersebut. Untuk melakukan Stress-testing, manajer akan memilih parameter tertentu, kemudian melihat (mengukur dan mensimulasikan) bagaimana pengaruh perubahan parameter tersebut yang ekstrim terhadap organisasi atau fortopolio organisasi. Parameter tersebut bisa bervariasi mulai dari kenaikan tingkat bunga yang ekstrim (misal naik 30% dalam satu hari), penurunan harga saham yang ekstrim (misal 20% dalam satu hari), Negara tertentu default (tidak bisa membayar utangnya), kejadian alam (Tsunami). farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  10. Secara spesifik,langkah-langkah stress-testing dapat digambarkan dengan sebagai berikut: 1. Mengindentifikasi dan Memilih parameter Yang Diperkirakan Akan Berubah 2. Menentukan Seberapa Besar Parameter tersebut akan Dirubah (Di-stress) 3. Melihat pengaruh Stress-testing Tersebut Terhadap Nilai Portofolio 4. Melihat Asumsi Yang Digunakan, Merubah Asumsi tersebut jika Diperlukan (Misal Dalam Situasi Krisis, Asumsi Yang Biasa Berlaku Barangkali Tidak Jalan lagi). farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  11. 9.4 Back Testing Back testing adalah istilah untuk proses pengecekan apakah model yang kita gunakan sudah sesuai dengan realitas yang ada. Sebai contoh, jika kita menghitung 99%VAR-1 hari, dan memperoleh angka Rp 500 juta. Back testing akan melihat seberapa sering kerugian yang dialami oleh perusahaan di masa lalu yang melebihi Rp 500 juta. farlianto@uny.ac.id / 0811266750

  12. Jika kita menemukan bahwa kerugian di atas Rp 500 juta adalah sekitar 1% atau kurang maka kita bisa mengatakan bahwa model kita cukup bagus, sesuai dengan kenyataan yang ada. Tetapi jika kita menemukan bahwa kerugian di atas Rp 500 juta mencapai 10% dari total observasi, maka model VAR kita barangkali perlu diragukan kebenarannya. Model tersebut barangkali tidak sesuai dengan realitas yang ada, dan kesimpulannya memerlukan perbaikan. farlianto@uny.ac.id / 0811266750

More Related Content

giItT1WQy@!-/#giItT1WQy@!-/#giItT1WQy@!-/#