Educational Innovation for Modern Challenges

 
INOVASI
PENDIDIKAN
 
ENCEP JENDI MUTAQIN
 
PENDAHULUAN
 
Kemajuan dan perubahan kehidupan 
manusia 
serba cepat,
merupakan tantangan atau masalah baru dalam dunia pendidikan.
Bagaimana kita harus menyiapkan anak didik kita agar mereka
mampu menghadapai kehidupan modern serta bagaimana agar
mereka mampu mengembangkannya
 supaya mampu mengimbangi
perubahan tersebut. Oleh karena itu g
uru sebagai fasilitator harus bisa
mendayagunakan fasilitas peralatan elektronik
 sebagai media agar
mampu
 mengefektifkan proses belajar, guru juga harus bisa memilih
metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mengajar, dan masih banyak lagi permasalahan dalam
pendidikan yang tidak akan pernah habis karena tantangan
kehidupan juga akan selalu berubah dan berkembang. Untuk
menjawab semua tantangan atau permasalahan tersebut maka perlu
adanya suatu inovasi pendidikan
 
Metode
 
 
Metode penelitian yang digunakan yaitu
 studi kepustakaan (
library
research
) dengan cara mencatat seluruh temuan terkait 
dengan
inovasi pendidikan s
ecara umum pada setiap pembahasan penelitian
yang diperoleh dari berbagai literatur, sumber, dan atau penemuan-
penemuan terbaru.
 
Hasil dan Pembahasan
 
Inovasi
Inovasi Pendidikan,
Proses Inovasi Pendidikan,
Strategi Inovasi Pendidikan,
Karakteristik Inovasi Pendidikan,
Hambatan Inovasi Pendidikan
 
INOVASI
 
Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002, Inovasi adalah
kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau
proses produksi.
Huberman 
(
1973) men
g
artikan inovasi adalah proses kreatif dalam
memilih, mengorganisasi dan memanfaat-kan sumber daya manusia
dan material dalam cara-cara baru atau dan unik yang akan
menghasilkan pencapaian lebih tinggi untuk tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Nicholls (1982:), penggunaan kata perubahan dan inovasi
seringtumpang tindih. Pada dasarnya, inovasi adalah ide, produk,
kejadian, atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau
sekelompok orang atau unit adopsi yang lain, baik hasil invensi
maupun hasil discovery.
 
Inovasi Pendidikan
 
Mahmud Sani
 (
2009
) mengatakan inovasi 
Pendidikan adalah suatu
pembaharuan dalam pendidikan baik menyangkut ide, praktek,
metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda dari hal-hal yang
ada sebelumnya dan sengaja di usahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan
masalah pendidikan).
Titi Kadi (2017) 
Inovasi pendidikan merupakan sebuah proses yang
akan selalu terjadi karena adanya beberapa faktor luar dan faktor dari
dalam diri manusia sendiri serta adanya interaksi antara keduanya.
Faktor dari dalam diri misalnya keinginan dan kebutuhan serta adanya
potensi untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sedang faktor luar adalah perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan kehidupan manusia sendiri.
Suryobroto 
(
1990)
 menyebutkan 
inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan baru dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada
sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
 
Inovasi dalam pendidikan dibagi menjadi dua
model, yaitu
 
Top-down,
yaitu model inovasi
pendidikan yang diciptakan oleh
pihak tertentu sebagai
pimpinan/atasan yang diterapkan
kepada bawahan; seperti halnya
inovasi pendidikan yang dilakukan
oleh Kementerian Pendidikan
Nasional selama ini.
 
Bottom-up
,yaitu model inovasi
yang berasal dan bersumber dari
bawah dan dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatkan
penyelenggaraan dan mutu
pendidikan (Kusnandi, 2017).
 
Proses 
I
novasi 
P
endidikan
 
Kristiawan (2018) mengatakan 
Proses inovasi pendidikan adalah
serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu/organisasi, mulai
sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi
pendidikan
. 
. Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu
dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu terjadi
perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses itu
berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan
yang lain tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap
inovasi.
 
Strategi Inovasi
 
Syafaruddin 
(
2015) mendefinisikan strategi sebagai suatu tahap
an
-
tahap
an 
dalam kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
inovasi pendidikan. Pola strategi yang biasanya digunakan adalah
desain, kesadaran dan perhatian, evaluasi, dan percobaan.
 
Adapun
beberapa strategi pendidikan adalah sebagai berikut.
Strategi Fasilitatif
Strategi Pendidikan 
(re-educative strategies)
Strategi Bujukan 
(Persuasive Strategies)
Strategi Paksaan 
(PowerStrategies)
 
 
1. 
Strategi Fasilitatif
 
 
strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah
ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan
sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi fasilitatif ini akan dapat
dilaksanakan dengan tepat jika diperhatikan hal-hal berikutini.
Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika dilaksanakan dengan disertai
program yang menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau
tenaga bantuan yang diperlukan
Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah
terhadap usaha perubahan sosial;
Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial
jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan
perubahan sesuai yang diharapkan
Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang
baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak
sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan
Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar
pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di
lokasi tempat tinggal sasaran
Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu
Strategi fasilitatif kurang efektif jika digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang
sangat kurang menantang adanya perubahan sosial, perubahan tidak berjalan
dengan cepat, serta tidak ada sikap terbuka dari klien untuk menerima perubahan.
 
 
2. 
Strategi Pendidikan 
(re-educative strategies)
 
Menurut (Zaltman
; 
1977) strategi pendidikan sebagai suatu
pengajaran kembali 
(re-education)
 atau perubahan sosial dalam
pendidikan dipakai untuk mencapai suatu perubahan sosial
 
Strategi pendidikan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi
berikut ini.
apabila perubahan sosial yang diinginkan tidak harus terjadi dalam waktu
yang singkat atau tidak ingin segera cepat berubah
apabila sasaran perubahan (klien) belum memeiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program
perubahan social
apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan
apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah
laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru
apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui
dan dimengerti atas dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan
adanya kontrol dari klien.
 
3. Strategi Bujukan 
(Persuasive Strategies)
 
Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara
membujuk parasasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan sosial.
Strategi bujukan ini akan berhasil jika alasan yang diberikan rasional, fakta
yang akurat.
 
Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut ini:
Strategi bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan
Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social
Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan kepu-tusan menerima
atau menolak perubahan social.
Diajak mengalokasikan sumber penunjang.
 
 
 
4. Strategi Paksaan
 
Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan
program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk
mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk hasil target yang
diharapkan. Penggunaan strategi perlu mempertim-bangkan hal-hal sebagai berikut.
Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses
perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya
.
Apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya
perubahan sosial
.
Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan
.
Strategi paksaan tepat digunakanjika perubahan sosial yang diharapkan harus
terwujud
.
Tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial
.
Dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial.
Dapat digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial yang
telah direncanakan
.
 
K
arakteristik 
I
novasi 
P
endidikan
 
Kristiawan (2018) mengungkapkan  
karakteristik inovasi pendidikan bisa diartikan
sebagai ciri-ciri atau karakter yang dimilki oleh suatu ide, barang, metode yang
di rasakan atau di amati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan masalah
pendidikan
Sa’ud (2012) mengatakan bahwa karakteristik inovasi pendidikan antara lain
relative advantage
, artinya relatif berguna dibandingkan dengan yang telah
ada sebelumnya; 
compatibility,
 artinya apakah inovasi tersebut akan konsisten
terhadap nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan para adopter; 
testability,
artinya seberapa jauh inovasi tersebut bisa diujicobakan di sekolah-sekolah
atau di lembaga pendidikan; 
observability,
 artinya apakah inovasi tersebut
dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada para peserta didik dan
Apakah kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi tersebut;
complexity,
 artinya apakah guru-guru memerlukan pelatihan untuk
mengaplikasikan inovasi tersebut dan apakah akan menambah tugas kerja
guru
 
Hambatan Inovasi Pendidikan
 
 
Kristiawan (2018) mengungkapkan terdapat enam faktor yang
menjadi penghambat dalam keberhasilan inovasi pendidikan
diantaranya yaitu:
perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi
Adanya konflik dan motivasi yang kurang sehat
Faktor penunjang yang lemah, sehingga inovasi yang dihasilkan tidak
berkembang,
Keuangan yang tidak terpenuhi
Penolakan dari kelompok tertentu dalam berinovasi
Kurang adanya hubungan antara sosial dan publikasi
 
 
 
Lanjutan
 
Rusdiana (2014) menyebutkan hambatan inovasi pendidikan ada tiga
macam yaitu:
Hambatan psikologis
 
Hambatan ini ditemukan apabila kondisi psikologis individu menjadi
faktor penolakan.
Hambatan praktis
 
Hambatan praktis adalah faktor­faktor penolakan yang lebih bersifat
fisik.
Hambatan kekuasaan dan nilai
 
hambatan nilai melibatkan kenyataan bahwa suatu inovasi mungkin
selaras dengan nilai­nilai, norma dan tradisi yang dianut orang­
-
orang
tertentu, tetapi mungkin bertentangan dengan nilai­
-
nilai yang dianut
orang lain
 
Kesimpulan
 
inovasi adalah suatu pembaharuan baik pembaharuan ide atau gagasan, pembaharuan
praktik, maupun pembaharuan objek yang bertujuan untuk memperbaiki atau
penyempurnaan dari yang sebelumnya. inovasi pendidikan adalah suatu pembaharuan
dalam pendidikan yang dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan tujuan pendidikan
baik itu pembaharuan ide atau gagasan, pembaharuan dalam praktek pendidikan,
maupun pembaharuan metode ataupun objek. proses inovasi adalah rangkaian aktifitas
yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengimplementasikan inovasi pendidikan.
strategi dalam inovasi pendidikan, yaitu strategi fasilitatif 
(facilitative strategies),
 strategi
pendidikan (re-educative strategies), strategi bujukan 
(persuasive strategies)
, dan strategi
paksaan (
power strategies
). 
karakteristik inovasi pendidikan antara lain 
relative advantage
artinya relatif berguna dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya, 
compatibility
artinya apakah inovasi tersebut akan konsisten terhadap nilai-nilai, pengalaman dan
kebutuhan para adopter
, testability,
 artinya seberapa jauh inovasi tersebut bisa diuji cobakan
di sekolah-sekolah atau di lembaga pendidikan; 
observability,
 artinya apakah inovasi
tersebut dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada para peserta didik dan Apakah
kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi tersebut; 
complexity,
 artinya
apakah guru-guru memerlukan pelatihan untuk mengaplikasikan inovasi tersebut dan
apakah akan menambah tugas kerja guru.
 Trialabilitas 
(trialability
), yaitu dapat dicoba atau
tidaknya suatu inovasi oleh penerima
. hambatan dalam inovasi pendidikan yaitu hambatan
psikologis, hambatan praktis dan hambatan kekuasaan dan nilai.
 
EDUCATIONAL
INNOVATION
 
ENCEP JENDI MUTAQIN
 
PRELIMINARY
 
The progress and changes in human life are fast paced, are new
challenges or problems in the world of education. How should we
prepare our students so that they are able to face modern life and
how they are able to develop it in order to be able to compensate for
these changes. Therefore, teachers as facilitators must be able to utilize
electronic equipment facilities as a medium in order to be able to
streamline the learning process, teachers must also be able to choose
methods, strategies and learning models that suit their teaching needs,
and there are many more problems in education that will never run out
because life challenges will also always change and develop. To
answer all these challenges or problems, it is necessary to have an
educational innovation
 
Method
 
The research method used is library research by recording all findings
related to educational innovation in general in each research
discussion obtained from various literatures, sources, and recent
discoveries.
 
Results and Discussion
 
Innovation
Educational Innovation,
Educational Innovation Process,
Educational Innovation Strategy,
Characteristics of Educational Innovations,
Barriers to Educational Innovation
 
INNOVATION
 
The definition of innovation according to Law no. 18 of 2002,
Innovation is a research, development and / or engineering activity
that aims to develop practical applications of new values and
scientific contexts, or new ways of applying existing science and
technology to products or production processes.
Huberman (1973) defines innovation as a creative process in selecting,
organizing and utilizing human and material resources in new or unique
ways that will result in higher achievement for predetermined goals
and objectives.
Nicholls (1982 :), uses the words change and innovation often overlap.
Basically, innovation is an idea, product, event, or method that is
considered new to a person or group of people or other adoption
units, either the result of invention or discovery.
 
Educational Innovation
 
Mahmud Sani (2009) states that educational innovation is a renewal
in education, whether it concerns ideas, practices, methods or
objects and is qualitatively different from previous things and is
deliberately made to improve the ability to achieve educational
goals and solve educational problems).
Titi Kadi (2017) Educational innovation is a process that will always
occur because of several external factors and factors from within
humans themselves as well as the interaction between the two.
Internal factors such as wants and needs as well as the potential to
increase and fulfill their daily needs. While external factors are
changes that occur in the environment of human life itself.
Suryobroto (1990) states that educational innovation is a new and
qualitative change that is different from what existed before and is
deliberately made to increase the ability to achieve certain goals in
education.
 
Innovation in education is divided into two models,
namely:
 
Top-down, namely educational
innovation models created by
certain parties as leaders /
superiors that are applied to
subordinates; as well as
educational innovations carried
out by the Ministry of National
Education so far.
 
Bottom-up, which is an innovation
model that comes and comes
from below and is implemented as
an effort to improve the
implementation and quality of
education (Kusnandi, 2017).
 
Educational Innovation Process
 
Kristiawan (2018) said that the educational innovation process is a
series of activities carried out by individuals / organizations, starting to
become aware of innovations until implementing (implementing)
educational innovations. . The word process implies that the activity is
carried out by taking time and changes will occur every time. How
long the process takes will vary from person to person or organization
depending on the person's or organization's sensitivity to innovation.
 
Innovation Strategy
 
Syafaruddin (2015) defines strategy as a stage in activities carried out
to achieve the goals of educational innovation. The strategic patterns
that are usually used are design, awareness and attention, evaluation,
and experimentation. The several educational strategies are as follows.
Facilitative Strategy
Education Strategy (re-educative strategies)
Persuasion Strategies
Coercive Strategies (PowerStrategies)
 
1. Facilitative Strategy
 
 
facilitative strategy means that to achieve the predetermined goals of social change,
prioritizing the provision of facilities with the intention that the social change program will
run easily and smoothly. This facilitative strategy can be implemented appropriately if the
following points are considered.
Facilitative strategies can be used appropriately if they are implemented in
conjunction with programs that raise awareness in clients of the availability of
necessary facilities or assistance.
Appropriate facilitative strategies are also used to compensate for low motivation for
social change efforts;
Providing various facilities will be very beneficial for social improvement efforts if the
client wants a variety of needs to meet the demands of change as expected
The use of facilitative strategies can also involve creating a new role in the community
if it turns out that the existing roles in the community do not match the use of the
necessary resources or facilities
Efforts to change by providing various facilities will run more smoothly if the center of
activities of the organizations implementing social change is located in the target
location
The different subsections within the client will lead to different facilities needed to
suppress a particular change at a particular time
Facilitative strategies are less effective when used in conditions where the target of
change is less challenging for social change, change does not run quickly, and there is
no open attitude from the client to accept change.
an.
 
 
2. Educational Strategy (re-educative strategies)
According to (Zaltman; 1977) educational strategy as a re-education or
social change in education is used to achieve a social change
 
Educational strategies can be used appropriately in the following
circumstances and situations.
if the desired social change does not have to occur in a short time or
does not want to change quickly
if the target of change (client) does not yet have certain skills or
knowledge needed to implement a social change program
if according to the forecast there will be strong resistance by the client
to the expected change
if a fundamental change is desired from an existing behavior pattern to
a new one
if the reason or background for the need for change is known and
understood from the client's own point of view, it is necessary to have
control from the client.
 
3. 
Persuasive Strategies
 
 Persuasion strategies are strategies used by persuading the targets of
change to follow social change. This persuasion strategy will work if the
reasons provided are rational, the facts are accurate.
 
The success or failure of a strategy is influenced by the following factors:
The persuasion strategy is appropriate when the target changes
Not participating in social change processes
Being at the stage of legitimacy in making a decision to accept or reject
social change.
Invited to allocate supporting resources.
 
 
 
4. Coercive Strategy
 
 The coercion strategy is a strategy used in implementing social
change programs by forcing clients (change targets) to achieve change
goals. What is forced is the intended target outcome. The use of strategy
needs to consider the following matters
.
A coercive strategy can be used when the client's participation in the
social change process is low and does not want to increase his
participation.
When the client does not feel the need to change or is not aware of the
need for social change.
A coercive strategy is ineffective if the client does not have the
supporting means to bring about change.
A coercive strategy is appropriate when the expected social change is
to materialize.
Tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan
terhadap perubahan sosial
.
Can be used if the client is difficult to accept social change.
Can be used to ensure the safety of the planned social change
experiment.
 
Characteristics of Educational Innovation
 
Kristiawan (2018) states that the characteristics of educational innovation
can be interpreted as characteristics or characteristics possessed by an
idea, item, method that is felt or observed as something new to a person or
group of people (society) either in the form of an invention or discovery that
is used to achieve educational goals to solve educational problems.
Sa'ud (2012) states that the characteristics of educational innovation include
relative advantage, meaning that it is relatively useful compared to what
has been there before; compatibility, meaning whether the innovation will
be consistent with the values, experiences and needs of adopters; testability,
which means how far the innovation can be tested in schools or educational
institutions; observability, means whether the innovation can be shown in real
terms to students and whether we can see variations when applying these
innovations; complexity, meaning whether teachers need training to apply
these innovations and whether to add to the work tasks of teacher
 
Barriers to Educational Innovation
 
Kristiawan (2018) revealed that there are six factors that become
obstacles to the success of educational innovation, including:
incorrect estimates of innovation
There is conflict and unhealthy motivation
Weak supporting factors, so that the resulting innovation does not
develop,
Unfulfilled finances
Refusal from certain groups to innovate
Lack of connection between social and publication
 
continued from
 
Rusdiana (2014) states that there are three kinds of barriers to educational
innovation, namely:
Psychological barrier
This obstacle is found when the individual's psychological condition
becomes a factor of rejection.
Practical obstacles
Practical barriers are the more physical rejection factors.
Barriers to power and value
Value barriers involve the fact that an innovation may conform to the
values, norms and traditions of certain people, but may conflict with the
values held by others.
 
Conclusion
 
Innovation is a renewal of either the renewal of ideas or ideas, renewal of practice,
or renewal of objects that aim to improve or perfect the previous ones. Educational
innovation is a renewal in education that is carried out deliberately to improve
educational goals, be it renewal of ideas or ideas, renewal in educational practice,
or renewal of methods or objects. the innovation process is a series of activities
carried out by individuals or groups to implement educational innovations.
strategies in educational innovation, namely facilitative strategies, educational
strategies (re-educative strategies), persuasion strategies (persuasion strategies),
and coercive strategies (power strategies). the characteristics of educational
innovation include relative advantage, which means that it is relatively useful
compared to what has been there before, compatibility means whether the
innovation will be consistent with the values, experiences and needs of adopters,
testability, meaning how far the innovation can be tested in schools or in
educational institutions; observability, means whether the innovation can be shown
in real terms to students and whether we can see variations when applying these
innovations; complexity, meaning whether teachers need training to apply these
innovations and whether to add to the work tasks of teachers. Trialability, namely
whether an innovation can be tried or not by the recipient. barriers to educational
innovation, namely psychological barriers, practical barriers and barriers to power
and value.
Slide Note
Embed
Share

Educational innovation is essential to prepare students for modern challenges. Teachers play a crucial role in utilizing electronic tools, selecting appropriate teaching methods, and addressing evolving educational needs. Research methods, results, and discussions shed light on the process, strategies, characteristics, and barriers of educational innovation.

  • Education
  • Innovation
  • Modern Challenges
  • Teaching Methods

Uploaded on Aug 12, 2024 | 0 Views


Download Presentation

Please find below an Image/Link to download the presentation.

The content on the website is provided AS IS for your information and personal use only. It may not be sold, licensed, or shared on other websites without obtaining consent from the author.If you encounter any issues during the download, it is possible that the publisher has removed the file from their server.

You are allowed to download the files provided on this website for personal or commercial use, subject to the condition that they are used lawfully. All files are the property of their respective owners.

The content on the website is provided AS IS for your information and personal use only. It may not be sold, licensed, or shared on other websites without obtaining consent from the author.

E N D

Presentation Transcript


  1. INOVASI PENDIDIKAN ENCEP JENDI MUTAQIN

  2. PENDAHULUAN Kemajuan merupakan tantangan atau masalah baru dalam dunia pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan anak didik kita agar mereka mampu menghadapai kehidupan modern serta bagaimana agar mereka mampu mengembangkannya supaya mampu mengimbangi perubahan tersebut. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator harus bisa mendayagunakan fasilitas peralatan elektronik sebagai media agar mampu mengefektifkan proses belajar, guru juga harus bisa memilih metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mengajar, dan masih banyak lagi permasalahan dalam pendidikan yang tidak akan pernah kehidupan juga akan selalu berubah menjawab semua tantangan atau permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu inovasi pendidikan dan perubahan kehidupan manusia serba cepat, habis dan karena berkembang. tantangan Untuk

  3. Metode Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kepustakaan (library research) dengan cara mencatat seluruh temuan terkait dengan inovasi pendidikan secara umum pada setiap pembahasan penelitian yang diperoleh dari berbagai literatur, sumber, dan atau penemuan- penemuan terbaru.

  4. Hasil dan Pembahasan Inovasi Inovasi Pendidikan, Proses Inovasi Pendidikan, Strategi Inovasi Pendidikan, Karakteristik Inovasi Pendidikan, Hambatan Inovasi Pendidikan

  5. INOVASI Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002, Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Huberman (1973) mengartikan inovasi adalah proses kreatif dalam memilih, mengorganisasi dan memanfaat-kan sumber daya manusia dan material dalam cara-cara baru atau dan unik yang akan menghasilkan pencapaian lebih tinggi untuk tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Nicholls (1982:), penggunaan kata perubahan dan inovasi seringtumpang tindih. Pada dasarnya, inovasi adalah ide, produk, kejadian, atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery.

  6. Inovasi Pendidikan Mahmud Sani (2009) mengatakan inovasi Pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan). Titi Kadi (2017) Inovasi pendidikan merupakan sebuah proses yang akan selalu terjadi karena adanya beberapa faktor luar dan faktor dari dalam diri manusia sendiri serta adanya interaksi antara keduanya. Faktor dari dalam diri misalnya keinginan dan kebutuhan serta adanya potensi untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedang faktor luar adalah perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan kehidupan manusia sendiri. Suryobroto (1990) menyebutkan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya dan sengaja diusahakan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. untuk meningkatkan

  7. Inovasi dalam pendidikan dibagi menjadi dua model, yaitu Top-down,yaitu pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Kementerian Nasional selama ini. model inovasi Bottom-up,yaitu yang berasal dan bersumber dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk penyelenggaraan pendidikan (Kusnandi, 2017). model inovasi sebagai meningkatkan dan mutu Pendidikan

  8. Proses Inovasi Pendidikan Kristiawan (2018) mengatakan Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu/organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan. . Kata proses mengandung arti bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu terjadi perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses itu berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi.

  9. Strategi Inovasi Syafaruddin (2015) mendefinisikan strategi sebagai suatu tahapan- tahapan dalam kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Pola strategi yang biasanya digunakan adalah desain, kesadaran dan perhatian, evaluasi, dan percobaan. Adapun beberapa strategi pendidikan adalah sebagai berikut. Strategi Fasilitatif Strategi Pendidikan (re-educative strategies) Strategi Bujukan (Persuasive Strategies) Strategi Paksaan (PowerStrategies)

  10. 1. Strategi Fasilitatif strategi fasilitatif artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat jika diperhatikan hal-hal berikutini. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika dilaksanakan dengan disertai program yang menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang diperlukan Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah terhadap usaha perubahan sosial; Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu Strategi fasilitatif kurang efektif jika digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang menantang adanya perubahan sosial, perubahan tidak berjalan dengan cepat, serta tidak ada sikap terbuka dari klien untuk menerima perubahan.

  11. 2. Strategi Menurut pengajaran pendidikan dipakai untuk mencapai suatu perubahan sosial Pendidikan (Zaltman; kembali (re-education) (re-educative strategi pendidikan atau strategies) sebagai sosial 1977) suatu dalam perubahan Strategi pendidikan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan situasi berikut ini. apabila perubahan sosial yang diinginkan tidak harus terjadi dalam waktu yang singkat atau tidak ingin segera cepat berubah apabila sasaran perubahan (klien) belum memeiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program perubahan social apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien terhadap perubahan yang diharapkan apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan dimengerti atas dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan adanya kontrol dari klien.

  12. 3. Strategi Bujukan (Persuasive Strategies) Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara membujuk parasasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan sosial. Strategi bujukan ini akan berhasil jika alasan yang diberikan rasional, fakta yang akurat. Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut ini: Strategi bujukan tepat digunakan bila sasaran perubahan Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan kepu-tusan menerima atau menolak perubahan social. Diajak mengalokasikan sumber penunjang.

  13. 4. Strategi Paksaan Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk hasil target yang diharapkan. Penggunaan strategi perlu mempertim-bangkan hal-hal sebagai berikut. Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya. Apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial. Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk mengusahakan perubahan. Strategi paksaan tepat digunakanjika perubahan sosial yang diharapkan harus terwujud. Tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial. Dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial. Dapat digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan.

  14. Karakteristik Inovasi Pendidikan Kristiawan (2018) mengungkapkan karakteristik inovasi pendidikan bisa diartikan sebagai ciri-ciri atau karakter yang dimilki oleh suatu ide, barang, metode yang di rasakan atau di amati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan Sa ud (2012) mengatakan bahwa karakteristik inovasi pendidikan antara lain relative advantage, artinya relatif berguna dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya; compatibility, artinya apakah inovasi tersebut akan konsisten terhadap nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan para adopter; testability, artinya seberapa jauh inovasi tersebut bisa diujicobakan di sekolah-sekolah atau di lembaga pendidikan; observability, artinya apakah inovasi tersebut dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada para peserta didik dan Apakah kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi tersebut; complexity, artinya apakah guru-guru memerlukan pelatihan untuk mengaplikasikan inovasi tersebut dan apakah akan menambah tugas kerja guru

  15. Hambatan Inovasi Pendidikan Kristiawan (2018) mengungkapkan terdapat enam faktor yang menjadi penghambat dalam keberhasilan inovasi pendidikan diantaranya yaitu: perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi Adanya konflik dan motivasi yang kurang sehat Faktor penunjang yang lemah, sehingga inovasi yang dihasilkan tidak berkembang, Keuangan yang tidak terpenuhi Penolakan dari kelompok tertentu dalam berinovasi Kurang adanya hubungan antara sosial dan publikasi

  16. Lanjutan Rusdiana (2014) menyebutkan hambatan inovasi pendidikan ada tiga macam yaitu: Hambatan psikologis Hambatan ini ditemukan apabila kondisi psikologis individu menjadi faktor penolakan. Hambatan praktis Hambatan praktis adalah faktorfaktor penolakan yang lebih bersifat fisik. Hambatan kekuasaan dan nilai hambatan nilai melibatkan kenyataan bahwa suatu inovasi mungkin selaras dengan nilainilai, norma dan tradisi yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut orang lain

  17. Kesimpulan inovasi adalah suatu pembaharuan baik pembaharuan ide atau gagasan, pembaharuan praktik, maupun pembaharuan objek yang penyempurnaan dari yang sebelumnya. inovasi pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan yang dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan tujuan pendidikan baik itu pembaharuan ide atau gagasan, pembaharuan dalam praktek pendidikan, maupun pembaharuan metode ataupun objek. proses inovasi adalah rangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengimplementasikan inovasi pendidikan. strategi dalam inovasi pendidikan, yaitu strategi fasilitatif (facilitative strategies), strategi pendidikan (re-educative strategies), strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies). karakteristik inovasi pendidikan antara lain relative advantage artinya relatif berguna dibandingkan dengan yang telah ada sebelumnya, compatibility artinya apakah inovasi tersebut akan konsisten terhadap nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan para adopter, testability, artinya seberapa jauh inovasi tersebut bisa diuji cobakan di sekolah-sekolah atau di lembaga pendidikan; observability, artinya apakah inovasi tersebut dapat diperlihatkan secara nyata hasilnya kepada para peserta didik dan Apakah kita bisa melihat variasi-variasi saat mengaplikasikan inovasi tersebut; complexity, artinya apakah guru-guru memerlukan pelatihan untuk mengaplikasikan inovasi tersebut dan apakah akan menambah tugas kerja guru. Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. hambatan dalam inovasi pendidikan yaitu hambatan psikologis, hambatan praktis dan hambatan kekuasaan dan nilai. bertujuan untuk memperbaiki atau

  18. EDUCATIONAL INNOVATION ENCEP JENDI MUTAQIN

  19. PRELIMINARY The progress and changes in human life are fast paced, are new challenges or problems in the world of education. How should we prepare our students so that they are able to face modern life and how they are able to develop it in order to be able to compensate for these changes. Therefore, teachers as facilitators must be able to utilize electronic equipment facilities as a medium in order to be able to streamline the learning process, teachers must also be able to choose methods, strategies and learning models that suit their teaching needs, and there are many more problems in education that will never run out because life challenges will also always change and develop. To answer all these challenges or problems, it is necessary to have an educational innovation

  20. Method The research method used is library research by recording all findings related to educational innovation in general in each research discussion obtained from various literatures, sources, and recent discoveries.

  21. Results and Discussion Innovation Educational Innovation, Educational Innovation Process, Educational Innovation Strategy, Characteristics of Educational Innovations, Barriers to Educational Innovation

  22. INNOVATION The definition of innovation according to Law no. 18 of 2002, Innovation is a research, development and / or engineering activity that aims to develop practical applications of new values and scientific contexts, or new ways of applying existing science and technology to products or production processes. Huberman (1973) defines innovation as a creative process in selecting, organizing and utilizing human and material resources in new or unique ways that will result in higher achievement for predetermined goals and objectives. Nicholls (1982 :), uses the words change and innovation often overlap. Basically, innovation is an idea, product, event, or method that is considered new to a person or group of people or other adoption units, either the result of invention or discovery.

  23. Educational Innovation Mahmud Sani (2009) states that educational innovation is a renewal in education, whether it concerns ideas, practices, methods or objects and is qualitatively different from previous things and is deliberately made to improve the ability to achieve educational goals and solve educational problems). Titi Kadi (2017) Educational innovation is a process that will always occur because of several external factors and factors from within humans themselves as well as the interaction between the two. Internal factors such as wants and needs as well as the potential to increase and fulfill their daily needs. While external factors are changes that occur in the environment of human life itself. Suryobroto (1990) states that educational innovation is a new and qualitative change that is different from what existed before and is deliberately made to increase the ability to achieve certain goals in education.

  24. Innovation in education is divided into two models, namely: Top-down, innovation certain superiors subordinates; educational out by the Ministry of National Education so far. namely models parties that educational created leaders applied well carried Bottom-up, which is an innovation model that comes and comes from below and is implemented as an effort to implementation education (Kusnandi, 2017). by as / are as to as improve and the of quality innovations

  25. Educational Innovation Process Kristiawan (2018) said that the educational innovation process is a series of activities carried out by individuals / organizations, starting to become aware of innovations until implementing (implementing) educational innovations. . The word process implies that the activity is carried out by taking time and changes will occur every time. How long the process takes will vary from person to person or organization depending on the person's or organization's sensitivity to innovation.

  26. Innovation Strategy Syafaruddin (2015) defines strategy as a stage in activities carried out to achieve the goals of educational innovation. The strategic patterns that are usually used are design, awareness and attention, evaluation, and experimentation. The several educational strategies are as follows. Facilitative Strategy Education Strategy (re-educative strategies) Persuasion Strategies Coercive Strategies (PowerStrategies)

  27. 1. Facilitative Strategy facilitative strategy means that to achieve the predetermined goals of social change, prioritizing the provision of facilities with the intention that the social change program will run easily and smoothly. This facilitative strategy can be implemented appropriately if the following points are considered. Facilitative strategies can be used appropriately if they are implemented in conjunction with programs that raise awareness in clients of the availability of necessary facilities or assistance. Appropriate facilitative strategies are also used to compensate for low motivation for social change efforts; Providing various facilities will be very beneficial for social improvement efforts if the client wants a variety of needs to meet the demands of change as expected The use of facilitative strategies can also involve creating a new role in the community if it turns out that the existing roles in the community do not match the use of the necessary resources or facilities Efforts to change by providing various facilities will run more smoothly if the center of activities of the organizations implementing social change is located in the target location The different subsections within the client will lead to different facilities needed to suppress a particular change at a particular time Facilitative strategies are less effective when used in conditions where the target of change is less challenging for social change, change does not run quickly, and there is no open attitude from the client to accept change.an.

  28. 2. Educational According to (Zaltman; 1977) educational strategy as a re-education or social change in education is used to achieve a social change Strategy (re-educative strategies) Educational strategies can be used appropriately in the following circumstances and situations. if the desired social change does not have to occur in a short time or does not want to change quickly if the target of change (client) does not yet have certain skills or knowledge needed to implement a social change program if according to the forecast there will be strong resistance by the client to the expected change if a fundamental change is desired from an existing behavior pattern to a new one if the reason or background for the need for change is known and understood from the client's own point of view, it is necessary to have control from the client.

  29. 3. Persuasive Strategies Persuasion strategies are strategies used by persuading the targets of change to follow social change. This persuasion strategy will work if the reasons provided are rational, the facts are accurate. The success or failure of a strategy is influenced by the following factors: The persuasion strategy is appropriate when the target changes Not participating in social change processes Being at the stage of legitimacy in making a decision to accept or reject social change. Invited to allocate supporting resources.

  30. 4. Coercive Strategy The coercion strategy is a strategy used in implementing social change programs by forcing clients (change targets) to achieve change goals. What is forced is the intended target outcome. The use of strategy needs to consider the following matters. A coercive strategy can be used when the client's participation in the social change process is low and does not want to increase his participation. When the client does not feel the need to change or is not aware of the need for social change. A coercive strategy is ineffective if the client does not have the supporting means to bring about change. A coercive strategy is appropriate when the expected social change is to materialize.Tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan sosial. Can be used if the client is difficult to accept social change. Can be used to ensure the safety of the planned social change experiment.

  31. Characteristics of Educational Innovation Kristiawan (2018) states that the characteristics of educational innovation can be interpreted as characteristics or characteristics possessed by an idea, item, method that is felt or observed as something new to a person or group of people (society) either in the form of an invention or discovery that is used to achieve educational goals to solve educational problems. Sa'ud (2012) states that the characteristics of educational innovation include relative advantage, meaning that it is relatively useful compared to what has been there before; compatibility, meaning whether the innovation will be consistent with the values, experiences and needs of adopters; testability, which means how far the innovation can be tested in schools or educational institutions; observability, means whether the innovation can be shown in real terms to students and whether we can see variations when applying these innovations; complexity, meaning whether teachers need training to apply these innovations and whether to add to the work tasks of teacher

  32. Barriers to Educational Innovation Kristiawan (2018) revealed that there are six factors that become obstacles to the success of educational innovation, including: incorrect estimates of innovation There is conflict and unhealthy motivation Weak supporting factors, so that the resulting innovation does not develop, Unfulfilled finances Refusal from certain groups to innovate Lack of connection between social and publication

  33. continued from Rusdiana (2014) states that there are three kinds of barriers to educational innovation, namely: Psychological barrier This obstacle is found when the individual's psychological condition becomes a factor of rejection. Practical obstacles Practical barriers are the more physical rejection factors. Barriers to power and value Value barriers involve the fact that an innovation may conform to the values, norms and traditions of certain people, but may conflict with the values held by others.

  34. Conclusion Innovation is a renewal of either the renewal of ideas or ideas, renewal of practice, or renewal of objects that aim to improve or perfect the previous ones. Educational innovation is a renewal in education that is carried out deliberately to improve educational goals, be it renewal of ideas or ideas, renewal in educational practice, or renewal of methods or objects. the innovation process is a series of activities carried out by individuals or groups to implement educational innovations. strategies in educational innovation, namely facilitative strategies, educational strategies (re-educative strategies), persuasion strategies (persuasion strategies), and coercive strategies (power strategies). the characteristics of educational innovation include relative advantage, which means that it is relatively useful compared to what has been there before, compatibility means whether the innovation will be consistent with the values, experiences and needs of adopters, testability, meaning how far the innovation can be tested in schools or in educational institutions; observability, means whether the innovation can be shown in real terms to students and whether we can see variations when applying these innovations; complexity, meaning whether teachers need training to apply these innovations and whether to add to the work tasks of teachers. Trialability, namely whether an innovation can be tried or not by the recipient. barriers to educational innovation, namely psychological barriers, practical barriers and barriers to power and value.

Related


More Related Content

giItT1WQy@!-/#giItT1WQy@!-/#giItT1WQy@!-/#giItT1WQy@!-/#giItT1WQy@!-/#